Menantimu,
Kenapa kita
bertemu saat semua waktu tak memihak padaku. Saat kau menjadi sahabatnya
sedangkan aku menjadi mantan kekasihnya. Kenapa semua harus ini yang terjadi.
Aku tak mau menyalahkan waktu, aku akan menyalahkan diriku. Aku !! Kenapa tak
menemukan sosok mu semenjak dulu.
Saat semua
terasa baik-baik saja. Saat semua ku rasa nyaman, kau pergi begitu saja setelah
memberi harapan-harapan itu. Kau memang tak patut di salahkan. Aku yang
harusnya tahu diri bahwa cintamu untuk teman ku.
Aku tak
dapat berbuat apa-apa. Yang aku tau kau sahabat mantan kekasihku kini menjadi
kekasih temanku.
Meski kau
telah hancurkan perasaan ku. Entah mengapa rasa benci itu tak kunjung juga
datang. Mungkin perasaan ku terlalu nyaman bersamamu atau mungkin aku terlalu
berharap padamu. Salahkan perasaan ku salahkan hatimu, kenapa harus kau
menitipkan nya padaku. Kenapa hati itu terus kau pertahankan di hatiku.
Sedangkan aku hanya tempat persinggahanmu. Aku bisa apa, apa aku harus marah,
dan memelukmu di hadapan semua orang. Biarkan mereka tau bahwa aku juga
mencintaimu. Aku sadar AKU TAK ADA ARTINYA DI MATAMU, hanya ada dia. Aku telalu
bodoh berharap pada cinta yang tak akan menjadi nyata apa adanya.
Kini
bahagialah bersama dia, bahagialah bersama mereka. Meski kini aku tak bisa
memelukmu dalam eratnya tangan ku. Ku harap doa ku mampu membuatmu merasa
hangat. Aku selalu mendoakan mu meski aku tau kau kini dipeluk oleh tangan
orang lain.
Aku tak
perlu menyesal telah kau tinggal kan, karena setidaknya aku pernah memilikimu
dalam hatiku, merasakan hangatnya pelukan mu walau hanya sekejap. Aku cukup
beruntung mendapatkan kasihsayang mu walau tak sepenuhnya kau berikan pada
hatiku.
Aku tak
perlu menangisimu. Terima kasih meski sekejap semua terasa indah. Semoga aku
bisa melihatmu tersenyum bukan karena aku tapi karena orang lain.