Kau
Cintaku
“Hai...
ngapain disini ?? “ tanyaku pada Doni. Saat aku tau dia duduk sendiri di bawah
pohon sekolah.
“
eh kamu Eva. Aku lagi ngadem kamu sendiri ?? “ jawabnya tanpa lupa menyertakan
senyum manisnya.
“
aku tadi lewat, kebetulan aku lihat kamu disini yaudah aku samperin kamu. “
“
ow “ jawabnya singkat.
Kami
terdiam. Terdiam cukup lama. Hanya suara angin yang terdengar. Entah kenapa
saat aku di hadapannya, mulutku terkunci rapat tak dapat bercerita, meski
hatiku ingin sekali bercerita.
“
Eva” panggilnya saat aku beranjak dari tempat dudukku.
“
iya Do ada apa ? “ tanyaku. Tangannya menggenggam tanganku aku hanya dapat
melihat tanganku tergenggam oleh tangannya.
“
jangan pergi, temenin aku. Aku disini sendiri “ ucapnya
“
iya aku temenin kamu kok Do “ ucapku lalu kembali duduk disamping Doni. Tangan Doni tetap menggenggam tangan ku.
Jatungku seakan telah mau copot.
“
Ev... kamu ntar pulang sama siapa ?? “ tanya Doni.
“
biasa nunggu jemputan kamu sendiri ?? “
“
aku pulang sama kamu aja Va “
“
ha ?? degan ku ???”
“
aku bonceng deh “ ucapnya ngotot
“
iya deh iya nyenengin sahabat itu gak ribet.”
Saat
pulang sekolah, aku pulang bersama Doni. Saat di tempat parkir aku dan Doni bertemu Riska.
“
eh Kalian mau pulang ya ?? “ tanya Riska padaku dan Doni. Doni dan aku
mengangguk.
“
em Eva kamu pulang sendiri gak apa-apa kan ?? soalnya mama ku pengen ketemu
Doni “ Rengek Riska. Aku memandang kecewa Doni.
“
tapi aku mau “ ucap Doni tapi belum selesai Doni berbicara Riska sudah naik ke
Montor Doni. Aku hanya tersenyum kecewa.
“
itu Eva aja bolehin “ ucap Ristika.
Doni memeggang tanganku dan meminta maaf padaku.
Aku hanya menjawab nya dengan senyuman. Kemudian mereka beranjak pergi
meninggalkanku. Aku tertunduk dan mengambil ponsel di Tasku.
Sampai
di Rumah, aku langsung masuk ke kamarku. Dan tidur, aku tak mau memikirkan
kejadian saat pulang sekolah tadi. Tidurku sangat pulas dan perkiraanku benar
aku telah lupa dengan kejadian tadi.
Aku
keluar dari kamarku dan menemui kakak tiri ku dikamarnya. Belum aku masuk ke
kamarnya suara musik aliran Rock sudah terdengar keras di telingaku.
“
kak anterin aku ke toko buku dong “ ucapku dengan mengecilkan Volume musik yang
didengar kakakku.
“
sekarang dek “ tanya kakak ku mendekatiku. Aku mengangguk dan kakak ku
mengambil kunci mobilnya. Aku dan kakak ku berangkat ke toko buku. Sampai di
toko buku aku segera mencari buku yang aku cari karena aku tau kakak ku tak mau
berlama-lama di toko buku. Alasannya dia pusing melihat banyak buku. Dan gak
ada cewek cantik disini.
Setelah
aku dapat buku yang aku cari aku segera membayarnya dan pulang. Sepanjang
perjalanan aku memikirkan Doni. Sedang apa dia dirumah Riska dan kalian berdua
ngapain.
“
woy dek ngelamun aja ?? “ ucap kakak ku yang menghancurkan lamunanku.
“
eh kak enggak kok “
“
habis ini kemana ?? kamu mau kakak belikan makan Bi inah kan sakit paling juga
gak masak “ ajak kakak ku. Aku hanya
menggelengkan kepalaku.
“
kamu sakit hati ya Ev. Kakak tau kok apa yang kamu rasakan, memang cinta itu
gak harus memiliki tapi kamu juga harus memperjuangkannya “
“
tapi kak aku gak mau maksa Doni buat mencintai aku. “
“
kamu tau kan, kenapa harus patah hati ?? lupakan Doni anggap perasaan itu tak
pernah singgah di hatimu “
Aku
hanya mengangguk menuruti nasehat Kak Ivan. Mobil Kak Ivan berhenti di Restoran
langganan keluarga ku. Aku turun dari mobil dan melihat mobil yang sepertinya
aku mengenalnya. Dan dugaan ku tentang mobil itu benar, itu tadi mobil Doni. Doni sedang berduaan di Restoran ini dan dia bersama Riska, Tuhan aku harus
bagaimana aku cemburu... Ucapku dalam hati.
“
kak kita bisa pindah resto “ tanyaku kecewa. Kak Ivan sepertinya tau apa yang
ada di hadapan ku sekarang, dua insan yang memadu kasih di depan mataku. Kak
Ivan mengangguk dan kita pergi ke Restoran lain.
Sampai
di Restoran lain aku tak begitu menikmati makanan ku, pikiran dan angan ku
masih melayang pada kejadian yang aku temui tadi. Seusai makan aku langsung pulang ke Rumah.
Kamarku ku kunci rapat-rapat. Aku tertidur dengan memeluk foto Doni.
Mama
mengetuk pintu ku, aku terbangun dan membuka cepat pintu kamarku.
“
sayang Doni “ ucap mama sedih, aku yang belum 100 % tersadar dalam bangunku
hanya tertegun. Mama mengeluarkan air matanya, dan itu semakin membuatku
bingung.
“
ada apa ma ?? kenapa Doni ?? “ ucapku bingung. Mama hanya memeluk ku dan hal
itu semakin membuatku tambah bingung.
“
Doni kecelakaan sayang “ ucap mama yang semakin erat memelukku, mendengar
berita itu aku tak percaya aku melepaskan pelukanku dan menggelengkan kepalaku.
Air mataku mulai terjatuh. Tanpa berfikir panjang aku berlari menuju Garasi
mobilku dan langsung tancap gas ke Rumah sakit.
Di
kamar UGD aku melihat sosok yang aku sayang terbaring lemah tak berdaya. Aku
menghampiri Riska yang saat itu menangis.
“
ADA APA DENGAN DONI “ tanyaku dengan nada sedikit marah tapi lantang.
“
Don Don...ni kecelakaan Va, waktu dia nganter aku pulang “ ucap Riska dengan
nada sedih tangisan nya semakin terisak-isak. Aku tak percaya. Aku memeggang
pundak Riska dengan menangis.
“
INI SEMUA SALAH KAMU !! “ ucap ku dengan amarahku. Aku tertunduk dan menangis.
Ibu Doni datang menghampiri aku dan Riska.
“
sayang, Eva ada apa dengan Doni ?? “ tanya Ibu Doni padaku, aku hanya
menjawabnya dengan tangisanku.
“
Doni kecelakaan tante setelah pulang mengantar saya “ jelas Riska dengan
tangisnya. Ibu Doni memelukku. Aku semakin tak kuasa menahan tangisku.
2
minggu sudah Doni terbaring lemah, dia tak bangun-bangun. Aku setia
disampingnya sampai bolos sekolah. Aku tau aku akan ketinggalan pelajaranku
tapi aku berat meninggalkan sosok Doni sendiri.
“
kamu gak capek nunggu Doni terusan biar aku gantiin kamu Ev “ ucap Riska yang
malam itu datang. Aku menggelangkan kepalaku.
“
tapi “ bantah Riska. Aku berdiri dari tempat dudukku.
“
kamu yang buat Doni gini kan ?? mending kamu sekarang pergi Doni gak butuh
kamu. Kamu ngerti !! “ ucapku dengan amarah ku yng saat itu memuncak. Riska
pergi dengan tangisnya. aku kembali duduk dan memeggang tangan Doni.
“
Doni bangun, aku kangen kamu “ ucapku berulang kali dengan isak tangisku.
Tangan Doni saat itupun bergerak, matanya terbuka dan menatapku mulutnya
terbuka dan memanggil namaku.
“
Doni kamu sadar ?? “ ucapku senang dan
langsung aku memanggil dokter. Seusai
Doni diperiksa dokter aku menghampirinya dengan meneteskan Air mata bahagiaku.
“
hei kenapa kamu nangis ?? aku tidur terlalu lama ya “ ucapnya dengan mengusap
air mataku aku memeggang tangan Doni erat dengan tersenyum simpul.
3
minggu Doni telah siuman aku melewati hari-hari di Rumah Sakit bersamanya. Dan
pada akhirnya Doni mengajakku ke Pantai.
“
kamu belum sembuh sayang “ ucapku dengan mengelus rambutnya yang halus, Doni
tersenyum dan memohon agar aku mau. Aku pun tak bisa menolak sahabat yang akhirnya
menjadi kekasihku itu. Di Pantai aku dan Doni mengumbar kemesraan berfoto
bersama dan bermain di Pantai. Sehari aku habiskan bersama Doni.
“
jangan pergi ya Eva “ ucap Doni yang saat itu memelukku.
“
janji “ balasku lalu memeluknya dengan erat.
Keesokan
harinya. Aku terbangun dari tidurku dan langsung menuju rumah sakit. Tapi pagi
itu menjadi pagi buruk bagiku. Pagi yang membuatku kacau. Ku temukan seseorang
itu terbaring kaku tubuhnya dingin dan matanya tertutup rapat. Air mataku
menetes melihat Doni terbaring saat itu. Aku tak percaya apa yang telah terjadi
hari ini. Doni meninggalkan ku untuk selamanya.
“
DONIIIIIIIIIIII “ teriakku tak percaya bahwa Doni telah tiada.
Mama
dan Ibu Doni mencoba menenangkanku. Tapi ini membuatku seperti terhempas dalam
lautan dalam. Aku melihat Doni sekarang tertutup kain putih yang terbalut di
tubuh dinginnya.
“
kamu yang bilang jangan pernah aku ninggalin kamu tapi kenapa kamu ninggalin
aku, kamu jahat.. Tuhan apa Doni gak pantas buat aku kenapa harus selalu aku
yang ditinggal “ ucapku saat memeluk Nisan Doni. Kak Ivan mencoba mengajakku
pulang.
Di
rumah foto Doni ku peluk erat. Aku masih melihat Doni disampingku, senyum itu masih jelas aku
melihatnya. Belaian tangan nyamasih aku rasakan.
Dear
Doni...
Hai...
kangen sama kamu..
Kangen
sama cerita kamu
Kangen
duduk di bawah pohon sekolah bersamamu
Kangen
saat kamu cubit pipiku
Kangen
saat kamu bilang aku ini cewek judes
Kangen
foto sama kamu
Kangen
pulang bareng kamu
Kangen
saat ngerjain PR bareng kamu
Kangen
berantem sama kamu
Kangen
waktu kamu panggil aku sayang
Gimana
kabar kamu disana ??
Aku
selalu doakan yang terbaik buat kamu
Jangan
selingkuh ya disana
Jangan
naksir Bidadari disana
Kalau
Tuhan ijinkan kita bersatu lagi
Aku
bakalan jemput kamu
Tapi
janji jangan tinggalin aku
I
love you now and latter....
Doni
Putra Yudadi
Aku beranjak dari tempat duduk ku di bawah
pohon yang sering diduduki Doni. Kini aku akan coba ikhlaskan kepergiannya
karena dia sudah bahagia di Surga. Lelaki Ganteng, Putih ,tinggi dan humoris
yang selalu aku sayang itu akan selalu aku sayang dan takan pernah ku lupakan.
“
Eva ... “ Riska pun memanggilku dan aku berlari kearahnya karena hari ini aku
dan Riska akan ke makam Doni. Aku mengenangmu Don J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar