Senin, 20 Mei 2013

Kau Cintaku


Kau Cintaku

“Hai... ngapain disini ?? “ tanyaku pada Doni. Saat aku tau dia duduk sendiri di bawah pohon sekolah.
“ eh kamu Eva. Aku lagi ngadem kamu sendiri ?? “ jawabnya tanpa lupa menyertakan senyum manisnya.
“ aku tadi lewat, kebetulan aku lihat kamu disini yaudah aku samperin kamu. “
“ ow “ jawabnya singkat.
Kami terdiam. Terdiam cukup lama. Hanya suara angin yang terdengar. Entah kenapa saat aku di hadapannya, mulutku terkunci rapat tak dapat bercerita, meski hatiku ingin sekali bercerita.
“ Eva” panggilnya saat aku beranjak dari tempat dudukku.
“ iya Do ada apa ? “ tanyaku. Tangannya menggenggam tanganku aku hanya dapat melihat tanganku tergenggam oleh tangannya.
“ jangan pergi, temenin aku. Aku disini sendiri “ ucapnya
“ iya aku temenin kamu kok Do “ ucapku lalu kembali duduk disamping Doni.  Tangan Doni tetap menggenggam tangan ku. Jatungku seakan telah mau copot.
“ Ev... kamu ntar pulang sama siapa ?? “ tanya Doni.
“ biasa nunggu jemputan kamu sendiri ?? “
“ aku pulang sama kamu aja Va “
“ ha ?? degan ku ???”
“ aku bonceng deh “ ucapnya ngotot
“ iya deh iya nyenengin sahabat itu gak ribet.”

Saat pulang sekolah, aku pulang bersama Doni. Saat di tempat parkir  aku dan Doni bertemu Riska.
“ eh Kalian mau pulang ya ?? “ tanya Riska padaku dan Doni. Doni dan aku mengangguk.
“ em Eva kamu pulang sendiri gak apa-apa kan ?? soalnya mama ku pengen ketemu Doni “ Rengek Riska. Aku memandang kecewa Doni.
“ tapi aku mau “ ucap Doni tapi belum selesai Doni berbicara Riska sudah naik ke Montor Doni. Aku hanya tersenyum kecewa.
“ itu Eva aja bolehin “ ucap Ristika.
Doni  memeggang tanganku dan meminta maaf padaku. Aku hanya menjawab nya dengan senyuman. Kemudian mereka beranjak pergi meninggalkanku. Aku tertunduk dan mengambil ponsel di Tasku.

Sampai di Rumah, aku langsung masuk ke kamarku. Dan tidur, aku tak mau memikirkan kejadian saat pulang sekolah tadi. Tidurku sangat pulas dan perkiraanku benar aku telah lupa dengan kejadian tadi.
Aku keluar dari kamarku dan menemui kakak tiri ku dikamarnya. Belum aku masuk ke kamarnya suara musik aliran Rock sudah terdengar keras di telingaku.
“ kak anterin aku ke toko buku dong “ ucapku dengan mengecilkan Volume musik yang didengar kakakku.
“ sekarang dek “ tanya kakak ku mendekatiku. Aku mengangguk dan kakak ku mengambil kunci mobilnya. Aku dan kakak ku berangkat ke toko buku. Sampai di toko buku aku segera mencari buku yang aku cari karena aku tau kakak ku tak mau berlama-lama di toko buku. Alasannya dia pusing melihat banyak buku. Dan gak ada cewek cantik disini.
Setelah aku dapat buku yang aku cari aku segera membayarnya dan pulang. Sepanjang perjalanan aku memikirkan Doni. Sedang apa dia dirumah Riska dan kalian berdua ngapain.
“ woy dek ngelamun aja ?? “ ucap kakak ku yang menghancurkan lamunanku.
“ eh kak enggak kok “
“ habis ini kemana ?? kamu mau kakak belikan makan Bi inah kan sakit paling juga gak masak “  ajak kakak ku. Aku hanya menggelengkan kepalaku.
“ kamu sakit hati ya Ev. Kakak tau kok apa yang kamu rasakan, memang cinta itu gak harus memiliki tapi kamu juga harus memperjuangkannya “
“ tapi kak aku gak mau maksa Doni buat mencintai aku. “
“ kamu tau kan, kenapa harus patah hati ?? lupakan Doni anggap perasaan itu tak pernah singgah di hatimu “
Aku hanya mengangguk menuruti nasehat Kak Ivan. Mobil Kak Ivan berhenti di Restoran langganan keluarga ku. Aku turun dari mobil dan melihat mobil yang sepertinya aku mengenalnya. Dan dugaan ku tentang mobil itu benar, itu tadi mobil Doni. Doni sedang berduaan di Restoran ini dan dia bersama Riska, Tuhan aku harus bagaimana aku cemburu... Ucapku dalam hati.
“ kak kita bisa pindah resto “ tanyaku kecewa. Kak Ivan sepertinya tau apa yang ada di hadapan ku sekarang, dua insan yang memadu kasih di depan mataku. Kak Ivan mengangguk dan kita pergi ke Restoran lain.
Sampai di Restoran lain aku tak begitu menikmati makanan ku, pikiran dan angan ku masih melayang pada kejadian yang aku temui tadi.  Seusai makan aku langsung pulang ke Rumah. Kamarku ku kunci rapat-rapat. Aku tertidur dengan memeluk foto Doni.
Mama mengetuk pintu ku, aku terbangun dan membuka cepat pintu kamarku.
“ sayang Doni “ ucap mama sedih, aku yang belum 100 % tersadar dalam bangunku hanya tertegun. Mama mengeluarkan air matanya, dan itu semakin membuatku bingung.
“ ada apa ma ?? kenapa Doni ?? “ ucapku bingung. Mama hanya memeluk ku dan hal itu semakin membuatku tambah bingung.
“ Doni kecelakaan sayang “ ucap mama yang semakin erat memelukku, mendengar berita itu aku tak percaya aku melepaskan pelukanku dan menggelengkan kepalaku. Air mataku mulai terjatuh. Tanpa berfikir panjang aku berlari menuju Garasi mobilku dan langsung tancap gas ke Rumah sakit.
Di kamar UGD aku melihat sosok yang aku sayang terbaring lemah tak berdaya. Aku menghampiri Riska yang saat itu menangis.
“ ADA APA DENGAN DONI “ tanyaku dengan nada sedikit marah tapi lantang.
“ Don Don...ni kecelakaan Va, waktu dia nganter aku pulang “ ucap Riska dengan nada sedih tangisan nya semakin terisak-isak. Aku tak percaya. Aku memeggang pundak Riska dengan menangis.
“ INI SEMUA SALAH KAMU !! “ ucap ku dengan amarahku. Aku tertunduk dan menangis. Ibu Doni datang menghampiri aku dan Riska.
“ sayang, Eva ada apa dengan Doni ?? “ tanya Ibu Doni padaku, aku hanya menjawabnya dengan tangisanku.
“ Doni kecelakaan tante setelah pulang mengantar saya “ jelas Riska dengan tangisnya. Ibu Doni memelukku. Aku semakin tak kuasa menahan tangisku.
2 minggu sudah Doni terbaring lemah, dia tak bangun-bangun. Aku setia disampingnya sampai bolos sekolah. Aku tau aku akan ketinggalan pelajaranku tapi aku berat meninggalkan sosok Doni sendiri.
“ kamu gak capek nunggu Doni terusan biar aku gantiin kamu Ev “ ucap Riska yang malam itu datang. Aku menggelangkan kepalaku.
“ tapi “ bantah Riska. Aku berdiri dari tempat dudukku.
“ kamu yang buat Doni gini kan ?? mending kamu sekarang pergi Doni gak butuh kamu. Kamu ngerti !! “ ucapku dengan amarah ku yng saat itu memuncak. Riska pergi dengan tangisnya. aku kembali duduk dan memeggang tangan Doni.
“ Doni bangun, aku kangen kamu “ ucapku berulang kali dengan isak tangisku. Tangan Doni saat itupun bergerak, matanya terbuka dan menatapku mulutnya terbuka dan memanggil namaku.
“ Doni kamu  sadar ?? “ ucapku senang dan langsung aku memanggil dokter.  Seusai Doni diperiksa dokter aku menghampirinya dengan meneteskan Air mata bahagiaku.
“ hei kenapa kamu nangis ?? aku tidur terlalu lama ya “ ucapnya dengan mengusap air mataku aku memeggang tangan Doni erat dengan tersenyum simpul.
3 minggu Doni telah siuman aku melewati hari-hari di Rumah Sakit bersamanya. Dan pada akhirnya Doni mengajakku ke Pantai.
“ kamu belum sembuh sayang “ ucapku dengan mengelus rambutnya yang halus, Doni tersenyum dan memohon agar aku mau. Aku pun tak bisa menolak sahabat yang akhirnya menjadi kekasihku itu. Di Pantai aku dan Doni mengumbar kemesraan berfoto bersama dan bermain di Pantai. Sehari aku habiskan bersama Doni.
“ jangan pergi ya Eva “ ucap Doni yang saat itu memelukku.
“ janji “ balasku lalu memeluknya dengan erat.
Keesokan harinya. Aku terbangun dari tidurku dan langsung menuju rumah sakit. Tapi pagi itu menjadi pagi buruk bagiku. Pagi yang membuatku kacau. Ku temukan seseorang itu terbaring kaku tubuhnya dingin dan matanya tertutup rapat. Air mataku menetes melihat Doni terbaring saat itu. Aku tak percaya apa yang telah terjadi hari ini. Doni meninggalkan ku untuk selamanya.
“ DONIIIIIIIIIIII “ teriakku tak percaya bahwa Doni telah tiada.
Mama dan Ibu Doni mencoba menenangkanku. Tapi ini membuatku seperti terhempas dalam lautan dalam. Aku melihat Doni sekarang tertutup kain putih yang terbalut di tubuh dinginnya.
“ kamu yang bilang jangan pernah aku ninggalin kamu tapi kenapa kamu ninggalin aku, kamu jahat.. Tuhan apa Doni gak pantas buat aku kenapa harus selalu aku yang ditinggal “ ucapku saat memeluk Nisan Doni. Kak Ivan mencoba mengajakku pulang.
Di rumah foto Doni ku peluk erat. Aku masih melihat Doni  disampingku, senyum itu masih jelas aku melihatnya. Belaian tangan nyamasih aku rasakan.


Dear Doni...
Hai... kangen sama kamu..
Kangen sama cerita kamu
Kangen duduk di bawah pohon sekolah bersamamu
Kangen saat kamu cubit pipiku
Kangen saat kamu bilang aku ini cewek judes
Kangen foto sama kamu
Kangen pulang bareng kamu
Kangen saat ngerjain PR bareng kamu
Kangen berantem sama kamu
Kangen waktu kamu panggil aku sayang
Gimana kabar kamu disana ??
Aku selalu doakan yang terbaik buat kamu
Jangan selingkuh ya disana
Jangan naksir Bidadari disana
Kalau Tuhan ijinkan kita bersatu lagi
Aku bakalan jemput kamu
Tapi janji jangan tinggalin aku
I love you now and latter....
Doni Putra Yudadi

 Aku beranjak dari tempat duduk ku di bawah pohon yang sering diduduki Doni. Kini aku akan coba ikhlaskan kepergiannya karena dia sudah bahagia di Surga. Lelaki Ganteng, Putih ,tinggi dan humoris yang selalu aku sayang itu akan selalu aku sayang dan takan pernah ku lupakan.
“ Eva ... “ Riska pun memanggilku dan aku berlari kearahnya karena hari ini aku dan Riska akan ke makam Doni. Aku mengenangmu Don J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar