KU COBA MERELAKAN MU
Mencari setiap celah yang ada di dalam
hatimu. Mencoba meyakinkanmu dengan cinta ini, berkorban selalu, menyayangimu
setiap saat. Tapi apakah pernah semua itu terbalaskan ? aku hanya terdiam saat
sosok mu mencari dia. Mencari cintanya. Aku berharap aku yang kau cari bukan
dia atau mereka. Karena aku yang mencintaimu saat ini. Aku memang bukan seperti
perindu yang lainnya, aku tak selalu ada saat rindu padamu. Aku selalu
memendam, takut bila rindu ini hanya kau respon dengan singkat kata. Aku hanya
terdiam disini, lalu apa yang aku bisa lakukan setelah kau menyuruhku pergi.
Aku tak pernah bisa jadi sosok yang kau impikan, kau banggakan , dan selalu kau
sanjung. Aku hanya sosok yang tak pernah hebat di matamu tak pernah kau
banggakan dan tak pernah kau sanjung. Siapa aku di matamu. Siapa aku dihatimu.
Ajari aku melupakan mu, bantu aku meyakinkan bahwa tak ada kita di dalam cerita
ini. Katakan pada wayang yang selalu kau mainkan ini bahwa cerita tentang aku
dan kau itu tidak ada. Hanya dalam dunia mimpi. Apa tak ada bahagia untuk ku ?
apa tak ada kebebasan untuk ku. Aku pernah berfikir bahagiaku hanya berada
disampingmu. Aku terlalu bodoh berfikir seperti itu. Aku ingin melupakan mu.
Walau aku tau aku takan mampu melakukan hal itu. Tapi aku juga tak ingin menyakiti
hatiku. Dengan terus berjuang demi kau yang tak pernah memperjuangkan aku.
Ponselku berdering nyaring. Aku segera
mengambilya di atas meja rias kamarku. Ku lihat nama mu tertera di layar
ponselku. Aku segera menjawab telephone mu. “ haloo Radit ada apa ? “ tanyaku.
“ hay Putri, malam ini ada acara ? “ jawabmu. Aku terdiam berfikir ada acara
apa hingga kau mengajakku, keluar malam ini. “ oh gak ada kok Dit, memang ada
acara apa ? dan kenapa kau mengajak ku ? “ tanyaku tak percaya. “ emm aku
Cuma...., yasudah siap-siap buat nanti malam.. aku akan menjembutmu jam
setengah 7 “ ucapnya , lalu menutup telephonnya. Aku menarik nafas ku
dalam-dalam. Sekarang sudah menunjukan pukul 4 sore. Benar-benar acara dadakan.
Aku bingung harus pakai baju bagaimana, warna apa, aksesoris apa, fikiran ku
buntu. Aku berlari ke kamar kakak ku. Mengetuk pintu kamarnya, berteriak
lantang. Kakakku pun keluar kamar dengan menutup kedua telinganya. “
Putriiiiiii KAMU BERISIK “ teriaknya naik darah. Aku cengengasan dan
mendorongnya masuk kamar. Tentu saja Kakakku kaget. “ Kak Ivan bantu Putri ya”
ucapku tergesa-gesa.” Bantu tentang apa dulu ? “ tanyanya padaku, yang mulai
curiga. Karena aku tak pernah meminta bantuan Kakak ku. “ begini pilihkan baju
yang cocok buatku, nanti malam Radit ngajak aku keluar Kak, aku bingung mau
pakek baju apa dan gimana karena aku gak tau selera cowok bagaimana, dan aku
pengen terlihat istimewa di hadapan Radit “ jelasku pada Kak Ivan. “ pakek Baju
Badut aja pasti Istimewa “ ucapnya mengejekku. “ kak Ivaaaaaaaaaaaaaaannnn “
teriakku. Kak Ivan terawa
terbahak-bahak. “ oke Kakak kasih kamu saran, cowok itu gak suka cewek yang
berlebihan, cowok suka cewek yang apa adanya, gak ALAY gak LEBAY “ jelas Kak
Ivan padaku. Aku mengangguk. Dan keluar kamar Kak Ivan. Aku berlari ke kamar
mamah dan mengacak-acak lemari pakaian nya. Mama kebingungan melihat tingkahku.
Aku mondar-mandir mencoba satu persatu gaun Malam mama. Tapi menurutku semua
terlalu berlebihan. Aku masuk kamarku dan mengobrak-abrik lemariku. Akhirnya aku
temukan Dress Warna Cream bercorak bunga warna pink. Aku segera bergegas mandi.
Malam ini aku harus wangi. Gak bau badan
nya anak olahragawan. Aku mengurai rambut panjangku, memberinya aksesoris pita
kecil dan memakai high helss 3 cm, biar kelihatan anggun. Jam pun menunjukan
pukul set 7. Terdengar sudah bunyi klaksoon mobil Radit aku keluar dan
menghampiri Radit. Pandangan Radit tertuju padaku, ekspresi wajahnya seperti
sedang melihat hantu. “ kau cantik Put “ ucap Radit spontan. Aku tersenyum dan
mobil Radit menuju suatu Restoran berbintang. Aku tak percaya Radit mengajakku
makan malam. Apa dia mau mengajakku pacaran , atau dia mau memperkenalkan aku
pada kedua orang tuanya ? fikiran ku tak tentu arah. Radit mengajakku duduk.
Aku tersenyum.
“ Dit ... kita mau ngapain disini “ tanyaku
pada Radit. Belum Radit menjawab pertanyaanku. Kinar, gadis yang selalu di puja
Radit di sayang Radit dan di banggakan Radit pun mengahampiri aku dan Radit.
Radit mempersilakan Kinar duduk disebelahnya. “ oh iya aku tadi belum menjawab
pertanyaanmu Put, aku jadian tadi siang dengan Kinar dan aku akan
memperkenalkannya padamu. “ ucap Radit bahagia. Bagaikan tersambar petir
mendengar ucapan Radit. Aku terdiam, hatiku rasa tak kuat lagi. Aku mencoba
menahan air mataku. Mencoba tersenyumtapi tak sanggup. “ hey Put.. kamu gak
apa-apa kan ? “ tanya Radit yang melihat wajahku yang mulai pucat “ bagaimana
menurutmu, kami akan jadi pasangan terserasi, kita punya hobby yang sama loh
Put. “ kataRadit yang terus membanggakan Kinar yang ada di sampingnya. Tangan
Radit melingkar di pundak Kinar. Pipi Radit mendapat ciuman dari Bibir Kinar.
Aku tak sanggup melihat itu semua. Aku beranjak pergi dan berlari. Sepatu ku kutenteng
di tangan. Tangisan ku terisak. Aku pun pulang ke rumah dengan naik Taxi.
Sampai dirumah aku berlari menuju kamarku. Apa maksud Radit, apa ARTI SEMUA
INI, apa pengorbanan ku tak pernah di lihatnya. Handphone ku berdering nyaring
ku lihat Radit mencoba menghubungiku tapi tak ku gubris. Aku tetap menangis.
Kenapa aku yang harus jadi sosok tersingkirkan disini. Aku hanya tak mau
melihat Radit bahagia dengan sosok lain. Selain aku.
Radit terus mencoba menghubungiku. Tapi aku
sudah tak ingin menggubrisnya lagi. Di sekolah pun aku tak ingin melihat wajah
Radit. Aku menghindar setiap melihat Radit. Apa lagi melihat Radit bersama
Kinar. Radit seperti tak punya rasa bersalah padaku.
Aku memilih benar-benar pergi dari kehidupan
Radit. Tak mau lagi mengenalnya. Radit terus menghubungiku berkata dia ingin
meminta penjelasanku yang meninggalkan dia, tanpa sebab dan alasan. Tak perlu ku ceritakan kau pasti akan
mengerti suatu saat nanti. Jangan pernah mencariku lagi. Karena aku takan
pernah kembali kesini lagi. Untuk
menceritakan tentangmu. Aku sudah lelah dan kau mungkin akan terus mempermainkanku
bila aku tak memilih pergi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar