Kamis, 04 Juli 2013

carpen


KU COBA MERELAKAN MU

Mencari setiap celah yang ada di dalam hatimu. Mencoba meyakinkanmu dengan cinta ini, berkorban selalu, menyayangimu setiap saat. Tapi apakah pernah semua itu terbalaskan ? aku hanya terdiam saat sosok mu mencari dia. Mencari cintanya. Aku berharap aku yang kau cari bukan dia atau mereka. Karena aku yang mencintaimu saat ini. Aku memang bukan seperti perindu yang lainnya, aku tak selalu ada saat rindu padamu. Aku selalu memendam, takut bila rindu ini hanya kau respon dengan singkat kata. Aku hanya terdiam disini, lalu apa yang aku bisa lakukan setelah kau menyuruhku pergi. Aku tak pernah bisa jadi sosok yang kau impikan, kau banggakan , dan selalu kau sanjung. Aku hanya sosok yang tak pernah hebat di matamu tak pernah kau banggakan dan tak pernah kau sanjung. Siapa aku di matamu. Siapa aku dihatimu. Ajari aku melupakan mu, bantu aku meyakinkan bahwa tak ada kita di dalam cerita ini. Katakan pada wayang yang selalu kau mainkan ini bahwa cerita tentang aku dan kau itu tidak ada. Hanya dalam dunia mimpi. Apa tak ada bahagia untuk ku ? apa tak ada kebebasan untuk ku. Aku pernah berfikir bahagiaku hanya berada disampingmu. Aku terlalu bodoh berfikir seperti itu. Aku ingin melupakan mu. Walau aku tau aku takan mampu melakukan hal itu. Tapi aku juga tak ingin menyakiti hatiku. Dengan terus berjuang demi kau yang tak pernah memperjuangkan aku.
Ponselku berdering nyaring. Aku segera mengambilya di atas meja rias kamarku. Ku lihat nama mu tertera di layar ponselku. Aku segera menjawab telephone mu. “ haloo Radit ada apa ? “ tanyaku. “ hay Putri, malam ini ada acara ? “ jawabmu. Aku terdiam berfikir ada acara apa hingga kau mengajakku, keluar malam ini. “ oh gak ada kok Dit, memang ada acara apa ? dan kenapa kau mengajak ku ? “ tanyaku tak percaya. “ emm aku Cuma...., yasudah siap-siap buat nanti malam.. aku akan menjembutmu jam setengah 7 “ ucapnya , lalu menutup telephonnya. Aku menarik nafas ku dalam-dalam. Sekarang sudah menunjukan pukul 4 sore. Benar-benar acara dadakan. Aku bingung harus pakai baju bagaimana, warna apa, aksesoris apa, fikiran ku buntu. Aku berlari ke kamar kakak ku. Mengetuk pintu kamarnya, berteriak lantang. Kakakku pun keluar kamar dengan menutup kedua telinganya. “ Putriiiiiii KAMU BERISIK “ teriaknya naik darah. Aku cengengasan dan mendorongnya masuk kamar. Tentu saja Kakakku kaget. “ Kak Ivan bantu Putri ya” ucapku tergesa-gesa.” Bantu tentang apa dulu ? “ tanyanya padaku, yang mulai curiga. Karena aku tak pernah meminta bantuan Kakak ku. “ begini pilihkan baju yang cocok buatku, nanti malam Radit ngajak aku keluar Kak, aku bingung mau pakek baju apa dan gimana karena aku gak tau selera cowok bagaimana, dan aku pengen terlihat istimewa di hadapan Radit “ jelasku pada Kak Ivan. “ pakek Baju Badut aja pasti Istimewa “ ucapnya mengejekku. “ kak Ivaaaaaaaaaaaaaaannnn “ teriakku. Kak  Ivan terawa terbahak-bahak. “ oke Kakak kasih kamu saran, cowok itu gak suka cewek yang berlebihan, cowok suka cewek yang apa adanya, gak ALAY gak LEBAY “ jelas Kak Ivan padaku. Aku mengangguk. Dan keluar kamar Kak Ivan. Aku berlari ke kamar mamah dan mengacak-acak lemari pakaian nya. Mama kebingungan melihat tingkahku. Aku mondar-mandir mencoba satu persatu gaun Malam mama. Tapi menurutku semua terlalu berlebihan. Aku masuk kamarku dan mengobrak-abrik lemariku. Akhirnya aku temukan Dress Warna Cream bercorak bunga warna pink. Aku segera bergegas mandi. Malam ini aku harus  wangi. Gak bau badan nya anak olahragawan. Aku mengurai rambut panjangku, memberinya aksesoris pita kecil dan memakai high helss 3 cm, biar kelihatan anggun. Jam pun menunjukan pukul set 7. Terdengar sudah bunyi klaksoon mobil Radit aku keluar dan menghampiri Radit. Pandangan Radit tertuju padaku, ekspresi wajahnya seperti sedang melihat hantu. “ kau cantik Put “ ucap Radit spontan. Aku tersenyum dan mobil Radit menuju suatu Restoran berbintang. Aku tak percaya Radit mengajakku makan malam. Apa dia mau mengajakku pacaran , atau dia mau memperkenalkan aku pada kedua orang tuanya ? fikiran ku tak tentu arah. Radit mengajakku duduk. Aku tersenyum.
“ Dit ... kita mau ngapain disini “ tanyaku pada Radit. Belum Radit menjawab pertanyaanku. Kinar, gadis yang selalu di puja Radit di sayang Radit dan di banggakan Radit pun mengahampiri aku dan Radit. Radit mempersilakan Kinar duduk disebelahnya. “ oh iya aku tadi belum menjawab pertanyaanmu Put, aku jadian tadi siang dengan Kinar dan aku akan memperkenalkannya padamu. “ ucap Radit bahagia. Bagaikan tersambar petir mendengar ucapan Radit. Aku terdiam, hatiku rasa tak kuat lagi. Aku mencoba menahan air mataku. Mencoba tersenyumtapi tak sanggup. “ hey Put.. kamu gak apa-apa kan ? “ tanya Radit yang melihat wajahku yang mulai pucat “ bagaimana menurutmu, kami akan jadi pasangan terserasi, kita punya hobby yang sama loh Put. “ kataRadit yang terus membanggakan Kinar yang ada di sampingnya. Tangan Radit melingkar di pundak Kinar. Pipi Radit mendapat ciuman dari Bibir Kinar. Aku tak sanggup melihat itu semua. Aku beranjak pergi dan berlari. Sepatu ku kutenteng di tangan. Tangisan ku terisak. Aku pun pulang ke rumah dengan naik Taxi. Sampai dirumah aku berlari menuju kamarku. Apa maksud Radit, apa ARTI SEMUA INI, apa pengorbanan ku tak pernah di lihatnya. Handphone ku berdering nyaring ku lihat Radit mencoba menghubungiku tapi tak ku gubris. Aku tetap menangis. Kenapa aku yang harus jadi sosok tersingkirkan disini. Aku hanya tak mau melihat Radit bahagia dengan sosok lain. Selain aku.
Radit terus mencoba menghubungiku. Tapi aku sudah tak ingin menggubrisnya lagi. Di sekolah pun aku tak ingin melihat wajah Radit. Aku menghindar setiap melihat Radit. Apa lagi melihat Radit bersama Kinar. Radit seperti tak punya rasa bersalah padaku.
Aku memilih benar-benar pergi dari kehidupan Radit. Tak mau lagi mengenalnya. Radit terus menghubungiku berkata dia ingin meminta penjelasanku yang meninggalkan dia, tanpa sebab dan alasan. Tak perlu ku ceritakan kau pasti akan mengerti suatu saat nanti. Jangan pernah mencariku lagi. Karena aku takan pernah kembali kesini lagi.  Untuk menceritakan tentangmu. Aku sudah lelah dan kau mungkin akan terus mempermainkanku bila aku tak memilih pergi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar